Bladsye

Translate

2014/01/06

Pemanfaatan Nuklir Sebagai Energi Terbarukan


Sejarah perkembangan nuklir dibuat dimulai pada tahun 1896 oleh Antoine henri Becquerel yang menemukan radioaktivitas uranium. Lalu sampai dikembangkan lagi oleh Albert Einsten, Beliau meneliti nuklir hingga sampai bisa membuat untuk dijadikan sebuah bom. Nuklir sendiri baru dibuat untuk dijadikan sebuah senjata pada perang dunia kedua pada tahun 1942. Dan tentu kita semua ingat kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pernah diluluh lantakkan nuklir yang dijatuhkan melalui udara oleh tentara sekutu.
Namun nuklir bukan hanya untuk dijadikan perang saja, bila ditangani dengan tepat nuklir bisa dijadikan untuk menghasilkan sebuah energi, dan beberapa negara sudah memanfaatkan nuklir ini menjadi sebuah energi menggantikan minyak bumi. Ada sekitar 17% listrik di dunia berasal dari energi nuklir. Seperti contoh AS, Jepang, Perancis, Jerman, Swiss, Korea Selatan, Ukraina dan sebagainya. Negara yang paling banyak menggunakan energi nuklir adalah AS dengan 103 PLTN dan menyumbang 20% listrik di sana. Sementara secara persentase listrik, negara yang paling banyak memanfaatkan nuklir adalah Perancis dengan 59 PLTN menyumbang 75% listrik domestik, bahkan diekspor ke negara lain. Di Asia, Korea Selatan adalah negara dengan persentase listrik nuklir tertinggi, yaitu 40% dari 20 PLTN. Namun energi ini sangat sensitif apabila tidak ditangani dengan tepat(human error) ataupun terjadi sebuah gempa akan bisa berakibat fatal. Kota-kota seperti Chernobyl di Ukraina pernah mengalami ledakan pada pembangkit nuklirnya sehingga ber-efek mengalami radiasi ke seluruh penjuru kota yang mengakibatkan maklhuk hidup di kota tersebut cacat. Dan hingga kini kota tersebut tidak ada yang mendiami. Kota Fukushima Daichi di Jepang juga pernah mengalami kejadian yang hampir sama, ketika terjadi gempa bumi yang dahsyat yang mengakibatkan tsunami yang menerjang negara itu sehingga pembangkit nuklirnya mengalami gangguan, dan sangat beruntung karena tidak mengalami kejadian parah seperti yang terjadi di Chernobyl Ukraina.
Dari kejadian itu banyak negara yang semula ingin menjadikan nuklir sebagai energi pengganti minyak bumi malah harus berpikir 2 kali untuk melakukannya. Sebagai contoh Jerman dan Swiss yang semula memakai energi nuklir berencana untuk menonaktifkannya sebagai respon atas bencana nuklir Fukushima Daichi di Jepang. Dan negara-negara seperti Australia, Austria, Denmark, Irlandia, Italia, Latvia, Liechtensien, Luksemburg, Malta, Portugal, Israel, Malaysia, Selandia Baru, Norwegia dan Yunani adalah negara-negara yang menentang energi nuklir.
Saat ini energi alternatif untuk pengganti minyak bumi benar-benar dicari. Karena diperkirakan minyak bumi akan habis pada sekitar tahun 2040, ini diakibatkan telah banyak negara yang sangat bergantung pada energi minyak bumi ini. Sehingga minyak yang ada di bawah bumi lama kelamaan akan dapat habis. Energi-energi baru telah ditemukan dan telah dimanfaatkan, sebagai contoh energi matahari yang telah dimanfaatkan oleh negara Uni Emirat Arab, energi air laut, energi angin yang juga telah dimanfaatkan oleh negara seperti belanda, dan energi nuklir. Namun energi-energi ini belum maksimal penggunaannya dikarenakan masih ada kekurangan-kekurangannya. Untuk itu para ahli harus segera meneliti dan menyempurnakan alat untuk bisa mengambil manfaat dari energi-energi itu agar kita tidak hanya bergantung pada energi minyak bumi saja.
Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir(Bapeten) AS Natio Lasman, mengatakan pemanfaatan nuklir untuk energi semakin diperlukan mengingat terbatasnya sumber bahan bakar dari fosil(minyak bumi). Bapeten memperkirakan pada tahun 2030, terdapat penambahan PLTN sebanyak 420 unit di dunia. Sebagian besar PLTN tersebut ada di benua Asia. Saat ini telah tercatat ada 439 PLTN yang beroperasi di 32 negara. Hal itu dapat dilihat dari dokumen resmi yang sudah diajukan beberapa negara seperti Thailand, India, Korea Selatan dan China. Beliau juga menjelaskan listrik yang dihasilkan dari tenaga nuklir jelas lebih murah karena hanya dengan 1 gram bisa menghasilkan listrik sebanyak 1 Megawatt atau setara dengan 3 ton penggunaan batubara. Energi nuklir lebih menguntungkan ditinjau dari segi lingkungan karena tidak menghasilkan unsur berbahaya, seperti logam berat (cadmium, plumbum, arsen, argentum/perak, vanadium), emisi gas SO2, Nox, dan VHC. Dan dalam hal ini PLTN dapat membantu mengurangi hujan asam dan pembatasan emisi gas rumah kaca.

Di Indonesia juga telah meneliti energi nuklir ini agar bisa untuk dijadikan energi alternatif untuk menyelamatkan Indonesia dari krisis energi. Kita semua tentu mengharapkan nuklir bisa berperan dalam membantu mengatasi krisis energi nasional. PLTN sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi nasional. PLTN dinilai secara kompetitif terhadap PLTB batu bara, di mana PTLN sendiri telah membuat studi pada 2005, yang berasumsi pertumbuhan listrik 7% per-tahun. Di studi tersebut, penggunaan BBM dan gas tidak dipertimbangkan karena alasan yang sudah jelas, ketersediaan sumber daya. PLTN dapat menghasilkan energi listrik kapasitas tinggi pada lahan yang luasnya terbatas, dan operasionalnya tidak tergantung pada fluktuasi harga BBM dunia. Saat ini Indonesia memiliki tiga reaktor riset. Pengoperasian dan perawatan ketiga reaktor itu dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi kita guna menuju ke era listrik nuklir. Perlu diketahui, pengoperasian reaktor riset jauh lebih sulit dan rumit dibandingkan PLTN. Adapun desain suatu PLTN yang dikembangkan di Indonesia ini menggunakan filosofi “Defense in Depth”(pertahanan berlapis) untuk keselamatan yang mampu mencegah insiden yang dapat menimbulkan kecelakaan. Saat ini Batan memiliki Pusdiklat yang bersertifikasi dan punya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) yang siap mencetak ilmuwan dan teknolog nuklir masa depan. Selain itu berbagai perguruan tinggi seperti UI, UGM, dan ITB memiliki program pengajaran yang terkait pemanfaatan Iptek nuklir.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking